SEJARAH PERKEMBANGAN PUBLIC RELATIONS
Asal Mula Perkembangan PR
Istilah PR baru dikenal mulai abad 20, yaitu di negara tempat kelahirannya Amerika Serikat, walaupun gejalanya sudah ada sejak adanya manusia pertama, yakni Adam dan Hawa. Gejalanya timbul ditandai dengan adanya hubungan seseorang dengan orang lain, pemberitahuan seseorang kepada orang lain. Jadi PR tumbuh dari kebudayaan masyarakat untuk memperoleh sesuatu.
Berbagai teknik PR sudah diterapkan selama berabad-abad yang lalu, antara lain :
1. Penyambutan ratu Balqis terhadap Nabi Sulaeman dengan upacara yang meriah untuk menghormati kedatangan tamu yang istimewa.
2. Peristiwa penyambutan Mark Anthony di tepi sungai Nil yang dilakukan oleh Cleopatra dengan segala keindahannya sebagai seorang ratu.
3. Praktek PR selanjutnya lebih terorganisasi walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana, dapat dilihat pada jaman GILDA di Eropa. GILDA adalah suatu organisasi yang anggotanya terdiri dari orangorang yang bermata pencaharian sama, dimana kemudian mereka mengadakan perserikatan dalam bidang perniagaan sejenis dengan tujuan untuk membatasi persaingan dari dalam dan menolak persaingan dari luar dengan upaya meningkatkan produksinya dan memperluas pasarannya. Mereka memperkenalkan produksinya dengan menggunakan teknik komunikasi informatif melalui pemberitahuan tentang kualitas produk dan manfaatnya bagi si pemakai barang.
Praktik PR dewasa ini berakar dari masa lalu, periode awal yang definitif adalah dari tahun 1900-an, ketika dunia memasuki abad ke- 20. Perkembangan PR dapat dibagi menjadi 7 periode utama, yaitu :
2. Peristiwa penyambutan Mark Anthony di tepi sungai Nil yang dilakukan oleh Cleopatra dengan segala keindahannya sebagai seorang ratu.
3. Praktek PR selanjutnya lebih terorganisasi walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana, dapat dilihat pada jaman GILDA di Eropa. GILDA adalah suatu organisasi yang anggotanya terdiri dari orangorang yang bermata pencaharian sama, dimana kemudian mereka mengadakan perserikatan dalam bidang perniagaan sejenis dengan tujuan untuk membatasi persaingan dari dalam dan menolak persaingan dari luar dengan upaya meningkatkan produksinya dan memperluas pasarannya. Mereka memperkenalkan produksinya dengan menggunakan teknik komunikasi informatif melalui pemberitahuan tentang kualitas produk dan manfaatnya bagi si pemakai barang.
Perkembangan PR di Dunia
Praktik PR dewasa ini berakar dari masa lalu, periode awal yang definitif adalah dari tahun 1900-an, ketika dunia memasuki abad ke- 20. Perkembangan PR dapat dibagi menjadi 7 periode utama, yaitu :
1. Era Persemaian (1900-1916) Dari jurnalisme yang gemar membongkar ketidakberesan versus publisitas defensif, dan dari reformasi politik yang luas yang dipromosikan oleh Theodore Roosevelt dan Woodrow Wilson sampai penggunaan keahlian PR.
2. Periode Perang Dunia I (1917-1918) yakni era kekuasaan yang hebat dalam mengorganisasikan pengobaran semangat patriotisme; menjual obligasi perang, merekrut tentara, dan mengumpulkan jutaan dolar untuk kesejahteraan
3. Ledakan Era Duapuluhan (1919-1929) Ketika prinsip dan praktik PR yang dipelajari selama perang dimanfaatkan untuk mempromosikan produk mendapatkan penerimaan publik untuk menjalani perubahan setelah terkoyak oleh perang, memenangkan pertarungan politik, dan mengumpulkan jutaan dollar untuk sumbangan.
4. Era Roosevelt dan Perang Dunia II (1930-1945) Era yang didominasi oleh Franklin D. Roosevelt dan penasihatnya, Louis McHenry Howe: Depresi besar dan perang dunia II – peristiwa yang berpengaruh luas dan mendalam terhadap praktek PR
5. Era Pasca Perang (1946-1964) era penyesuaian bangsa yang bergeser dari ekonomi berorientasi perang ke ekonomi berorientasi industri jasa, Memimpin “dunia bebas”, era diterimanya PR secara luas asosiasi Profesional yang kuat, awal pendidikan PR, dan kemunculan televisi sebagai media komunikasi.
6. Periode Protes dan pemberdayaan (1965-1985) munculnya protes mahasiswa dan aktivis terhadap pencemaran lingkungan, diskriminasi ras dan gender, konsentrasi kekayaan dan kekuasaan di tangan segelintir orang, penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat pemerintah, dan konsekuensinya, meningkatnya pengakuan akan tanggung jawab sosial dari organisasi yang lebih responsif terhadap publik.
7. Abad Digital dan globalisasi (1986-sekarang) dengan akselerasi teknologi tinggi, bertambahnya saluran komunikasi; dan ekonomi memuat kompetisi global, interdepedensi, interaksi langsung dan cepat, terorisme. Periode ini, diikuti dengan apa yang dinamakan Edward Bernays sebagai periode “Pengabaian Publik” yang dilakukan perusahaan Amerika. Selama ‘era persemaian’ , negara Amerika memasuli periode “Pemberian Informasi pada Publik” kemudian, setelah Perang Dunia I memasuki era “Saling Pengertian” ketika pelajaran dari ilmu perilaku diterapkan dalam praktek PR. Mulai akhir tahun 1960-an, dimana protes anti perang, gerakan konsumen, gerakan lingkungan hidup, dll menambah kekuatan warga negara dalam menentang satus quo. “saling pengertian” tak lagi memuaskan pihak-pihak yang menuntut perubahan. Kemudian aksi korektif menjadi persyaratan dan menimbulkan “saling penyesuaian”. Pergeseran paradigma dalam masyarakat ini menguba praktik PR secara dramatis di akhir abad ke-20 dan awal abad ke- 21. teknologi baru mempercepat proses penyesuaian ini.
Di Indonesia, PR menurut sejarahnya mengalami 4 fase perkembangan dalam pertumbuhannya, yaitu :
1. Fase pertama, tahun 1962, merupakan cikal bakal pembentukan Humas secara resmi melalui Presidium kabinet Perdana Menteri Juanda, di mana pada masa ini diinstruksikan agar setiap instansi pemerintah mempunyai bagian Humas.
2. Periode Perang Dunia I (1917-1918) yakni era kekuasaan yang hebat dalam mengorganisasikan pengobaran semangat patriotisme; menjual obligasi perang, merekrut tentara, dan mengumpulkan jutaan dolar untuk kesejahteraan
3. Ledakan Era Duapuluhan (1919-1929) Ketika prinsip dan praktik PR yang dipelajari selama perang dimanfaatkan untuk mempromosikan produk mendapatkan penerimaan publik untuk menjalani perubahan setelah terkoyak oleh perang, memenangkan pertarungan politik, dan mengumpulkan jutaan dollar untuk sumbangan.
4. Era Roosevelt dan Perang Dunia II (1930-1945) Era yang didominasi oleh Franklin D. Roosevelt dan penasihatnya, Louis McHenry Howe: Depresi besar dan perang dunia II – peristiwa yang berpengaruh luas dan mendalam terhadap praktek PR
5. Era Pasca Perang (1946-1964) era penyesuaian bangsa yang bergeser dari ekonomi berorientasi perang ke ekonomi berorientasi industri jasa, Memimpin “dunia bebas”, era diterimanya PR secara luas asosiasi Profesional yang kuat, awal pendidikan PR, dan kemunculan televisi sebagai media komunikasi.
6. Periode Protes dan pemberdayaan (1965-1985) munculnya protes mahasiswa dan aktivis terhadap pencemaran lingkungan, diskriminasi ras dan gender, konsentrasi kekayaan dan kekuasaan di tangan segelintir orang, penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat pemerintah, dan konsekuensinya, meningkatnya pengakuan akan tanggung jawab sosial dari organisasi yang lebih responsif terhadap publik.
7. Abad Digital dan globalisasi (1986-sekarang) dengan akselerasi teknologi tinggi, bertambahnya saluran komunikasi; dan ekonomi memuat kompetisi global, interdepedensi, interaksi langsung dan cepat, terorisme. Periode ini, diikuti dengan apa yang dinamakan Edward Bernays sebagai periode “Pengabaian Publik” yang dilakukan perusahaan Amerika. Selama ‘era persemaian’ , negara Amerika memasuli periode “Pemberian Informasi pada Publik” kemudian, setelah Perang Dunia I memasuki era “Saling Pengertian” ketika pelajaran dari ilmu perilaku diterapkan dalam praktek PR. Mulai akhir tahun 1960-an, dimana protes anti perang, gerakan konsumen, gerakan lingkungan hidup, dll menambah kekuatan warga negara dalam menentang satus quo. “saling pengertian” tak lagi memuaskan pihak-pihak yang menuntut perubahan. Kemudian aksi korektif menjadi persyaratan dan menimbulkan “saling penyesuaian”. Pergeseran paradigma dalam masyarakat ini menguba praktik PR secara dramatis di akhir abad ke-20 dan awal abad ke- 21. teknologi baru mempercepat proses penyesuaian ini.
SEJARAH PERKEMBANGAN PUBLIC RELATIONS
Perkembangan PR di Indonesia
Di Indonesia, PR menurut sejarahnya mengalami 4 fase perkembangan dalam pertumbuhannya, yaitu :
1. Fase pertama, tahun 1962, merupakan cikal bakal pembentukan Humas secara resmi melalui Presidium kabinet Perdana Menteri Juanda, di mana pada masa ini diinstruksikan agar setiap instansi pemerintah mempunyai bagian Humas.
2. Fase kedua, tahun 1967-1971, mulai dibentuk “Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah atau BAKOHUMAS Pemerintah”.
3. Fase ketiga, pada tahun 1972 memunculkan Public Relations dikalangan Profesional pada lembaga swasta, yang ditandai dengan didirikannya “Perhimpunan Hubungan Masyarakat (PERHUMAS)” . Pada tahun 1987 dibentuk wadah profesi PR yakni ‘Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia
(APPRI)’.
4. Tahun 1995 – sekarang mulai bermunculan Forum-forum Humas Profesional baik itu dikalangan swasta Hotel Berbintang, BUMN, sampai Humas Perguruan Tinggi, yang ditandai dengan terbentuknya Himpunan Humas Hotel Berbintang, Forum Humas BUMN, Forum Humas Perguruan Tinggi, dsb.
Kegiatan PR diawali dengan kegiatan PRESS AGENCY atau KEAGENAN PERS, di mana cara kerjanya berkaitan dengan bidang kewartawanan yang dapat disewa untuk mempromosikan
tentang seseorang atau organisasi/perusahaan/lembaga dengan mencapai publisitas yang m enyenangkan di media massa baik media massa cetak maupun elektronik.
Pada perkembangan selanjutya muncul profesi yang kita kenal dengan istilah PUBLICITY atau PUBLISITAS. Pada prinsipnya publisitas dilakukan oleh seseorang untuk menciptakan goodwill melalui peistiwa-peristiwa yang dibuat sedemikian rupa sehingga menarik untuk diberitakan di media massa. Dari kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan goodwill atau citra yang baik.
Periode berikutnya, muncul apa yang dinamakan PUBLIC RELATIONS. Dengan munculnya PR berarti merupakan pengembangan dari publicity, di mana publicity dalam konsep PR merupakan komponen utama dari kegiatannya. Namun dalam hal ini PR lebih terorganisasi untuk memfokuskan diri pada kegiatan yang sifatnya lebih terlembaga. Sehingga hal tersebut dapat membedakan antara kegiatan yang dimulai dari Press Agency Publicity Public Relations.
Pada prinsipnya, dengan adanya public relations, tidaklah berarti publicity menjadi hilang atau hancur, dalam arti tidak berfungsi, tetapi justru tetap ada bahkan melengkapi kegiatan PR. Demikian juga dengan adanya publicity dan PR tidak kegmemberikan konsekuensi pada kehancuran Press Agentry, tapi bahkan Press Agentry ini diperlukan bagi kegiatan yang dilakukan apakah ini untuk profesi yang bergelut di bidang Publicity atau PR.
" SEJARAH PERKEMBANGAN PUBLIC RELATIONS "
3. Fase ketiga, pada tahun 1972 memunculkan Public Relations dikalangan Profesional pada lembaga swasta, yang ditandai dengan didirikannya “Perhimpunan Hubungan Masyarakat (PERHUMAS)” . Pada tahun 1987 dibentuk wadah profesi PR yakni ‘Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia
(APPRI)’.
4. Tahun 1995 – sekarang mulai bermunculan Forum-forum Humas Profesional baik itu dikalangan swasta Hotel Berbintang, BUMN, sampai Humas Perguruan Tinggi, yang ditandai dengan terbentuknya Himpunan Humas Hotel Berbintang, Forum Humas BUMN, Forum Humas Perguruan Tinggi, dsb.
Falsafah PR
4 unsur falsafah PR yang berpengaruh di bidang teori dan praktek adalah sebagai berikut :
a. PR sebagai upaya mempengaruhi kemauan individu, golongan atau masyarakat yang menjadi sasaran, dengan maksud mengubah pikiran, pendapat publik secara umum oleh pemerintah.
b. PR ditujukan untuk mendorong atau memajukan usaha usaha dibidang ekonomi. Falsafah ini dipakai oleh badan usaha ekonomi yang mencari keuntungan.
c. PR dengan menggunakan pengetahuan yang luas dan bijaksana bisa dipergunakan dalam pencapaian tujuan.
d. Misi PR yang perlu disampaikan pada masyarakat (yang dimaksud misi di sini arah tujuan dari fungsinya) diintegrasikan dengan kebutuhan publik
4 unsur falsafah PR yang berpengaruh di bidang teori dan praktek adalah sebagai berikut :
a. PR sebagai upaya mempengaruhi kemauan individu, golongan atau masyarakat yang menjadi sasaran, dengan maksud mengubah pikiran, pendapat publik secara umum oleh pemerintah.
b. PR ditujukan untuk mendorong atau memajukan usaha usaha dibidang ekonomi. Falsafah ini dipakai oleh badan usaha ekonomi yang mencari keuntungan.
c. PR dengan menggunakan pengetahuan yang luas dan bijaksana bisa dipergunakan dalam pencapaian tujuan.
d. Misi PR yang perlu disampaikan pada masyarakat (yang dimaksud misi di sini arah tujuan dari fungsinya) diintegrasikan dengan kebutuhan publik
Tokoh - Tokoh PR
Ivy Ledbetter Lee
Sebagai “Bapak PR” mengeluarkan pernyataan ‘Declaration of Principles’ yang kemudian penyataan filosofis Lee ini sangat mempengaruhi evolusi press agentry dan publisitas dalam bidang PR.
Rex F. Harlow
Tokoh yang mengakui perlunya pelayanan publik. Megawali karirnya pada 1912 di Oklahoma. Karir Harlow ikut mendorong bidang PR yang masih muda ke arah kematangannya pada 1980-an. Pada tahun 1939 ia mendirikan American Council of PR (ACPR) dan pada 1945 mendirikan bulanan Public Relations Journal, yang dipublikasikan sampai 1995 oleh PR Society of America.
Edward L. Bernays & Doris E. Fleischman
Memperkenalkan istilah Public Relation Councel dalam bukunya Crystallizing Public Opinion (1923), buku pertama tentang PR. Pasangan suami istri ini menciptakan istilah itu setelah membuka kantor sendiri pada 1919. mereka berdua juga menciptakan Newsletter PR pertama, dan juga mengembangkan konseling PR.
Ivy Ledbetter Lee
Sebagai “Bapak PR” mengeluarkan pernyataan ‘Declaration of Principles’ yang kemudian penyataan filosofis Lee ini sangat mempengaruhi evolusi press agentry dan publisitas dalam bidang PR.
Rex F. Harlow
Tokoh yang mengakui perlunya pelayanan publik. Megawali karirnya pada 1912 di Oklahoma. Karir Harlow ikut mendorong bidang PR yang masih muda ke arah kematangannya pada 1980-an. Pada tahun 1939 ia mendirikan American Council of PR (ACPR) dan pada 1945 mendirikan bulanan Public Relations Journal, yang dipublikasikan sampai 1995 oleh PR Society of America.
Edward L. Bernays & Doris E. Fleischman
Memperkenalkan istilah Public Relation Councel dalam bukunya Crystallizing Public Opinion (1923), buku pertama tentang PR. Pasangan suami istri ini menciptakan istilah itu setelah membuka kantor sendiri pada 1919. mereka berdua juga menciptakan Newsletter PR pertama, dan juga mengembangkan konseling PR.
Perkembangan Kegiatan PR
Kegiatan PR diawali dengan kegiatan PRESS AGENCY atau KEAGENAN PERS, di mana cara kerjanya berkaitan dengan bidang kewartawanan yang dapat disewa untuk mempromosikan
tentang seseorang atau organisasi/perusahaan/lembaga dengan mencapai publisitas yang m enyenangkan di media massa baik media massa cetak maupun elektronik.
Pada perkembangan selanjutya muncul profesi yang kita kenal dengan istilah PUBLICITY atau PUBLISITAS. Pada prinsipnya publisitas dilakukan oleh seseorang untuk menciptakan goodwill melalui peistiwa-peristiwa yang dibuat sedemikian rupa sehingga menarik untuk diberitakan di media massa. Dari kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan goodwill atau citra yang baik.
Periode berikutnya, muncul apa yang dinamakan PUBLIC RELATIONS. Dengan munculnya PR berarti merupakan pengembangan dari publicity, di mana publicity dalam konsep PR merupakan komponen utama dari kegiatannya. Namun dalam hal ini PR lebih terorganisasi untuk memfokuskan diri pada kegiatan yang sifatnya lebih terlembaga. Sehingga hal tersebut dapat membedakan antara kegiatan yang dimulai dari Press Agency Publicity Public Relations.
Pada prinsipnya, dengan adanya public relations, tidaklah berarti publicity menjadi hilang atau hancur, dalam arti tidak berfungsi, tetapi justru tetap ada bahkan melengkapi kegiatan PR. Demikian juga dengan adanya publicity dan PR tidak kegmemberikan konsekuensi pada kehancuran Press Agentry, tapi bahkan Press Agentry ini diperlukan bagi kegiatan yang dilakukan apakah ini untuk profesi yang bergelut di bidang Publicity atau PR.
" SEJARAH PERKEMBANGAN PUBLIC RELATIONS "
Posting Komentar