MEMAHAMI EFEK-EFEK MEDIA MASSA TERHADAP INDIVIDU
PSIKOLOGI KOMUNIKASI

Efek Media Massa - Setelah sebelumnya Alfan.id membahas tentang Pengertian Sistem & Definisi Komunikasi Massa, pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai efek-efek media masa terhadap individu, silahkan disimak.

EFEK MEDIA MASSA TERHADAP INDIVIDU


efek media massa, pengertian media massa, massa media
Setiap media pasti memiliki efek (pengaruh), baik secara langsung maupun tidak langsung. Efek tersebut dapat ditimbulkan oleh :
  • Kehadiran (wujud fisik) media massa
  • Isi pesan yang disampaikan

1. Efek Kehadiran Media Massa

Efek yang ditimbulkan oleh kehadiran (wujud fisik) media misalnya, status sosial menjadi tinggi, kebiasaan tidur yang berubah, penggunaan shampoo yang diiklankan (menggantikan abu merang padi), kesenangan menyanyikan lagu-lagu rock atau dangdut (semula lagu - lagu qosidah), membuat pistol-pistolan kayu dan menembak kucing dengan gaya bintang film di TV.

Steven Chaffee menyatakan ada 5 (lima) efek kehadiran media massa sebagai benda fisik :
  1. Efek ekonomis
  2. Efek social
  3. Efek pada penjadwalan kegiatan sehari-hari
  4. Efek pada penyaluran / penghilangan perasaan tertentu
  5. Efek pada perasaan orang terhadap media

2. Efek Isi Pesan Yang Disampaikan

Efek yang ditimbulkan oleh isi pesan yang disampaikan media terlihat dari jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak (perubahan kognitif), perubahan perasaan atau sikap (perubahan afektif), dan perubahan perilaku (perubahan behavioral).

Contoh :
Setelah nonton tayangan transmigrasi, anda mengetahui prosedur transmigrasi (kognitif), anda terharu dengan keberhasilan disana dan mendukung digalakkannya transmigrasi (afektif), dan mungkin anda segera mendaftarkan diri untuk ikut program transmigrasi (behavioral).

EFEK MEDIA MASSA


Menurut Wilbur Schramm , informasi adalah segala ketidakpastian atau segala sesuatu yang dapat mengurangi jumlah kemungkinan alternatif dalam suatu situasi. Informasi dapat mempengaruhi gambaran atas suatu realitas tertentu → citra (image) Jadi, citra adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus selalu sesuai dengan realitas (citra adalah dunia menurut persepsi kita).

Citra terbentuk, bertahan, dan berubah berdasarkan informasi yang kita terima. Media massa sangat berperan dalam pembentukan dan perubahan citra.
Contoh : Adegan kekerasan dalam TV, berita perkosaan di suatu wilayah, pembunuhan sadis di sebuah apartemen.

Agenda Setting : kemampuan media massa untuk mempengaruhi persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Apa yang ditonjolkan koran hari ini akan mempengaruhi orang yang membacanya bahwa berita itulah yang penting. Berita yang dijadikan headline akan dianggap lebih penting daripada berita yang lain.
Contoh : ketika media massa banyak menampilkan berita pembunuhan yang menimpa ibu dan anak-anaknya hampir semua orang membicarakannya (di rumah-rumah, di warung, di pasar, di kampus, di kantor, dll).

MEDIA MASSA SEBAGAI AGEN SOSIALISASI

Media sebagai agen sosialisasi berarti media merupakan alat / sarana yang menanamkan pengetahuan, sikap, dan nilai pada masyarakat. Media yang paling berperan adalah TV.

TV makin banyak dimiliki masyarakat, mudah diterima tanpa membutuhkan kecakapan tertentu (orang tidak perlu bisa membaca), dan corak visualnya membuat media tersebut lebih atraktif bagi kalangan muda dibanding media lainnya. Maka, TV sangat berpengaruh dalam membentuk sikap, persepsi, kepercayaan, dan nilai dalam diri khalayak (terutama anak dan remaja).

Media dapat secara kuat berpengaruh terhadap pembentukan sikap, persepsi, kepercayaan, dan nilai dalam diri khalayaknya bila ada faktor-faktor :
  1. Gagasan, orang atau perilaku sama muncul secara
  2. Konsisten dari program ke program.
  3. Khalayaknya terekspos secara berat pada isi media.
  4. Khalayaknya memiliki interaksi terbatas dengan orangtua atau agen-agen sosialisasi lainnya.
Contoh :
Seorang remaja yang nonton acara TV berjam-jam setiap hari,pola hidupnya akan terinspirasi oleh acara tersebut. Jika film-film kekerasan yang paling banyak ditontonnya, ia akan cenderung bersikap agresif. Perhatiannyapun akan lebih terpusat ke adegan- adegan dalam film daripada ke pelajaran sekolah atau aktivitas rutinnya. Jika orangtuanya jarang mengajaknya bicara, hubungan dengan gurupun tidak dekat, jarang ke masjid / gereja, serta bergaul dengan teman-teman yang sama tipenya maka nilai-nilai kekerasan yang disajikan media akan sangat berpengaruh terhadap sikap hidupnya.

ANALISIS KUALTIVASI


Analisis Kultivasi (Cultivation Analysis) - George Gerbner menyatakan bahwa menonton TV dalam jumlah besar akan mengkultivasi (menanam) persepsi realitas yang konsisten dengan cara pandang tentang dunia yang disajikan dalam program TV. Di kalangan penonton TV dewasa, TV menanamkan persepsi yang menyimpang tentang dunia nyata.

Misalnya, mereka yang sering menonton film kekerasan di TV akan mempersepsi tingkat kekerasan dalam dunia nyata yang jauh lebih tinggi daripada yang sesungguhnya terjadi. Ini tidak terlihat di kalangan masyarakat yang bukan pecandu acara kekerasan.

Begitu pula dengan stereotip. Misal, khalayak terus menerus disuguhi dengan penggambaran bahwa seorang pembantu rumah tangga adalah makhluk bodoh yang pantas dianggap sebagai warga negara kelas dua. Itu mungkin akan berpengaruh terhadap cara khalayak memandang pembantu rumah tangga. Namun demikian, media juga dapat sangat berperan dalam membentuk sikap-sikap positif.

Jadi, secara psikologis ada hubungan yang bersifat timbal balik (resiprokal) antara media dengan khalayaknya. Khalayak yang bersifat agresif akan cenderung menonton acara berisikan materi agresif, dan akhirnya akan mendorongnya menjadi lebih agresif lagi. Anak-anak yang pintar dan prososial cenderung menonton acara-acara yang bernuansa baik sehingga mendorongnya menjadi lebih pintar dan lebih prososial.  
" Memahami Efek-Media Massa Terhadap Individu - Psikologi Komunikasi "

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama