MANAJEMEN ISU & KRISIS
MANAJEMEN KRISIS PR

Isu & Krisis - Selama perusahaan / organisasi itu masih berkembang, disitu pula masih memungkinkan untuk terjadinya krisis yang disebabkan oleh Isu yang tidak ditangani dengan tepat. Dalam kemunculanya isu & krisis selalu ditandai dengan sinya-sinyal tertentu seperti yang telah Alfan.id bahas di Anatomi sinyal krisis dan isu. dan mengingat pentingya keahlian dalam menangani krisis dan isu bagi praktisi PR, kali ini kami akan membahas mengenai cara memanaj isu dan juga krisis.

MANAJEMEN ISU DAN KRISIS

 
manajemen krisis, manajemen isu, krisis pr
manajemen krisis & isu


Perlu dipahami bahwa manajemen isu dan manajemen krisis adalah dua hal berbeda tetapi saling berhubungan. Manajemen isu dilakukan sebagai antisipasi sebelum terjadinya krisis dan tetap harus dilakukan ketika krisis berlangsung.

Manajemen isu adalah aktivitas yang diorganisasi (dalam suatu organisasi) untuk mengidentifikasi munculnya kecenderungan – kecenderungan (situasi) atau su – isu yang dimungkinkan (diprediksi) mempengaruhi aktivitas organisasi dalam beberapa tahun kedepan (termasuk dalam jangka pendek) dan membangun strategi organisasi untuk meresponsnya. (Gaunt & Ollenberg1995 : 2).
Baca : Evaluasi Program Penanganan Krisis - Manajemen Krisis PR 

Manajemen Isu

Manajemen isu juga mencakup langkah – langkah atau tahapan dalam menangani isu. Secara umum, ada lim atahap aktivitas manajemen isu yang bersifat universal, artinya telah menjadi standar internasional dan formal bagi para akademisi. Kelima tahap menurut Regester & Larkin itu adalah :
Baca : Contoh analisis isu - Full Day School Indonesia
  • Public Relations mesti mengenal dahulu isu – isu yang diasumsikan dapat mempengaruhi organisasi (Issue Identificaton). Proses identifikasi dalam tahap ini dapat menggunakan beberapa cara, antara lain :
    1. Polling Opini
    2. Menggelar Focus Group Disscussion (FGD)
    3. Monitoring Media
    4. Penyediaan Kotak Opini 
    5. Secara aktif melakukan “management by walking around”, dengan mengunjungi dan mengobrol dengan kelompok publik untuk menampung aspirasi.
    6. Memonitoing dan menjalin relasi melalui dunia maya dengan berbagai fiturnya seperti blog, facebook, Twitter, atau media sosial lainnya.
  • Melakukan evaluasi dan analisis isu – isu yang ditemukan.
    Tahap ini mencakup upaya menganalisis penyebab isu dan kemungkinan akibatnya bagi aktivitas organisasi. Tujuan dari tahap ini adalah mengetahui isu sebenarnya, penyebabnya, dan dari mana sumbernya. 
  • Merumuskan program – program yang bisa dilakukan organisasinya untuk merepon itu tersebut. Termasuk merumuskan strategi – strategi alternatif terhadap perubahan isu.
    Ragester & Larkin membagi tiga strategi dalam tahap ini :
    1. Adaptive change strategy adalah strategi terbuka terhadap perubahan, mengantisipasi perubahan dan menawarkan dialog konstruktif untuk menggapai kompromi dan akomodasi.
    2. Reactive Change Strategy adalah strategi yang mengantisipasi dan berusaha membentuk arah pembuatan kebijakan publik dengan menentukan bagaimana kampanye terhadap isu dilaksanakan. 
    3. Dynamic Response Strategy adalah strategi yang mengantisipasi dan berusaha membentuk arah pembuatan kebijakan publik dengan menentukan bagaimana kampanye terhadap isu dilaksanakan.
  • Mengintegrasikan semua komponen organisasi untuk melaksanakan program – program. Upaya ini dikenal sebagai program komunikasi Public Relations melibatkan, dan berkonsistensi dengan strategi departemen lainnya.
  • Mengukur apakah program – program tersebut berjalan sesuai tujuan – tujuan organisasi. Untuk menilai apakah upaya merespon isu berjalan dengan baik, maka diperlukan program – program riset.

MANAJEMEN KRISIS


Manajemen Krisis sebagai Upaya organisasi atau perusahaan untuk mengatasi krisis. Upaya disini juga mencakup langka – langkah yang diperlukan dalam mengatasi atau mengelola krisis. Langkah terbaik dalam mengatasi krisis adalah membuat sebuah rencana antisipasi krisis.
Poin penting yang perlu diperhatikan dalam manajemen krisis diantaranya adalah :
  1. Perlunya perencanaan Krisis
  2. Meletakkan prioritas utama pada keselamatan dan kepentingan publik. 
  3. Mengupayakan satu suara melalui crisis center dengan satu juru bicara, untuk ketercukupan informasi dan mencegah rumor.
  4. Menjalin komunkasi dengan publik terkait, mengajak kerja sama dan memberikan penghargaan atas perhatian kooperatif mereka.
  5. Hindari dahulu upaya menyalahkan pihak lain, apalagi menggunakan jalur hukum. Teliti dengan cermat penyebab krisis.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen isu dan manajemen krisis memiliki hubungan timbal balik berbalasan (respirokal) : sebuah isu dapat menciptakan krisis, dan krisis dapat menciptakan isu.
Teori manajemen krisis umumnya didasarkan atas bagaimana menghadapi krisis (crisis bargaining and negotiation), membuat keputusan di saat krisis (crisis decision making), dan memantau perkembangan krisis (crisis dynamics).

Dalam situasi krisis, usahakan tetap tenang dan pertimbangkan dengan matang keputusan yang akan diambil karena akan menjadi taruhan reputasi Public Relations.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mengelola krisis adalah :
  1. Identifikasi Krisis
  2. Analisis Krisis
  3. Isolasi Krsis
  4. Pilihan Strategi
  5. Program Pengendalian 

Langkah Mengelola Krisis

1. Identifikasi Krisis
Untuk dapat mengidentifikasi suatu krisis, praktisi PR perlu melakukan penelitian. Bila krisis terjadi secara cepat penelitian harus dilakukan secara informal dan kilat. Pekerjaan ini dilakukan seperti seorang Dokter melakukan diagnosis, meneliti simptom (gejala) dan set back untuk memperoleh gambaran yang utuh.
Perusahaan bisa menghubungi pihak-pihak lain diluar perusahaan seperti ilmuawan di universitas, para akademisi, futurolog atau pengamat dan konsultan.

2. Analisis Situasi
Praktisi PR bukanlah sekedar petugas penerangan yang melulu mengandalkan aksi. Sebelum melakukan komunikasi, ia harus melakukan analisis atas masukan yang diperoleh.
Analisis ini adalah “pekerjaan belakang meja” dengan keahlian membaca permasalahan. Analisis yang dilakukan mempunyai cakupan yang luas, mulai dari analisis parsial sampai analisis integral yang kait mengait.

3. Isolasi Krisis
Seperti suatu penyakit, untuk mencegah supaya tidak menyebar luas maka krisis harus diisolasi, dikarantinakan sebelum tindakan serius dilakukan.
4. Pilihan Strategi
Sebelum melakukan langkah-langkah komunikasi untuk mengendalikan krisis, perusahaan perlu melakukan penetapan strategi generik yang akan diambil. Ada 3 strategi generik untuk menangani krisis, yaitu :
  • Deffensive Strategy (Strategi Defensif), langkah langkah yang diambil meliputi:
    1. Mengulur waktu
    2. Tidak melakukan apa-apa 
    3. Membentengi diri dengan kuat
  • Adaptive Strategy (Strategi Adaptif), langkah-langkah yang dilakukan meliputi:
    1. Mengubah kebijakan
    2. Modifikasi operasional
    3. Kompromi 
    4. Meluruskan citra
  • Dynamic Strategiy (Strategi Dinamis). Strategi ini sudah bersifat agak makro dan dapat mengakibatkan berubahnya karakter perusahaan. Pilihannya adalah:
    1. Merger dan akuisisi
    2. Investasi baru 
    3. Menjual saham 
    4. Meluncurkan produk baru/menarik peredaran produk lama 
    5. Menggandeng kekuasaan 
    6. Melempar isu baru untuk mengalihkan perhatian.

5. Program Pengendalian
Program pengendalian adalah langkah penerapan yang dilakukan menuju strategi generik yang dirumuskan. Umumnya strategi generik dapat dirumuskan jauh-jauh hari sebelum krisis timbul, sebagai guidence agar para eksekutif bisa mengambil langkah yang pasti. Berbeda dari strategi generik, program pengendalian biasanya disusun di lapangan ketika krisis muncul.
Implementasi pengendalian diterapkan pada:
  • Perusahaan (beserta cabang)
  • Industri (gabungan usaha sejenis) 
  • Komunitas 
  • Divisi-divisi perusahaan
" Manajemen Isu & Krisis - Manajemen Krisis PR  "

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama