A. Latar Belakang
Public relations atau biasa disebut sebagai PR memiliki posisi yang sangat penting dalam suatu organisasi atau perusahaan, terutama apabila organisasi tersebut sering berinteraksi dengan masyarakat luas. PR merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan secara berkesinambungan untuk menciptakan serta mengembangkan dan mempertahankan sikap saling pengertian antara sebuah organisasi atau perusahaan dengan masyarakat.
Keberadaan public relations dalam sebuah lembaga atau instansi dapat menjadi jembatan penghubung antara lembaga tersebut dengan publiknya. Pada dasarnya tujuan PR adalah untuk menyebarkan informasi, menciptakan, memelihara, dan membina hubungan baik yang harmonis sehingga mendapatkan citra positif terhadap perusahaan atau instansi tersebut. Hal tersebut disebabkan karena PR-lah yang merupakan salah satu front liner penting dalam berkomunikasi dengan masyarakat.
Menurut Bernardus dan Irawan (sepert dikutip dalam Nova, 2009:24) menyatakan bahwa PR kini menjadi salah satu ujung tombak sektor industri untuk bersaing dalam era globalisasi terutama dalam menciptakan serta memelihara image positif untuk mendongkrak citra perusahaan. Semakin besar dan berkembangnya perusahaan maka persaingan perusahaan juga semakin ketat. Selain untuk memperoleh citra yang positif, perusahaan juga membutuhkan peningkatan terhadap produktivitas dan profitabilitasnya dalam persaingan perusahaan tersebut.
Profesi PR
Ø Menjadi Media Penyalur Informasi
Seorang Public Relations harus aktif dalam memberikan informasi Perusahaan kepada publiknya, baik itu Publik Internal maupun Eksternal. Tujuannya untuk mensinergikan hubungan timbal balik yang sama-sama saling menguntungkan dan membangun rasa saling pengertian melalui komunikasi yang efektif dan terarah.
Ø Mengelola Opini Publik yang baik.
Mengelola opini publik yang menyenangkan dari sebuah lembaga sosial, ekonomi, atau politik, merupakan hal utama yang harus dikerjakan oleh Public Relations. Karena dari sini, penilaian publik terhadap suatu organisasi atau perusahaan dapat mempengaruhi citra dan reputasi dari perusahaan itu sendiri.
Ø Menjadi Interpreter atau Penterjemah keinginan Publik
Seorang public relations harus dapat mendengar, melihat, dan merasa apa yang terjadi dikalangan publiknya setelah mereka menerima informasi tentang kebijakan-kebijakan perusahaan atau organisasi yang telah disampaikan kepadanya. Seorang public relations harus pula melihat, bahkan merasakan sendiri akibat-akibat dari kebijakan perusahaan atau organisasinya yang timbul ditengah-tengah publik yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan atau organisasinya.
Tantangan Public Relations
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, seorang Public Relations harus mampu menghadapi tantangan yang menghadangnya. Tantangan tersebut bisa diantisipasi melalui riset, perencanaan, manajemen krisis yang baik, aksi-komunikasi, dan evaluasi. Adapun tantangan-tantangan yang biasa dihadapi oleh seorang Public Relations adalah sebagai berikut :
Ø Pertumbuhan Teknologi Komunikasi.
Tak bisa dipungkiri, pertumbuhan Teknologi Komunikasi yang semakin pesat, menjadi tantangan tersendiri bagi seorang Public Relations dalam menjalankan tugas-tugasnya. Pertumbuhan Teknologi Komunikasi ini berdampak pada penyebaran informasi yang semakin cepat dan luas. Seorang Public Relations harus mampu beradaptasi sekaligus mengaplikasikan budaya baru berbasis digital dan virtual yang semakin lama semakin berkembang.
Ø Pengaruh Media Massa
Media Massa memiliki kemampuan untuk membangun pencitraan dalam benak publik serta membentuk pendapat dan persepsi mereka. Media melalui isi pesan melaksanakan strategi pembingkaian, yang menyoroti aspek-aspek tertentu dan mengabaikan aspek-aspek lain dalam memandang kenyataan.
Ø Tingkat Pendidikan, Kelas Sosial, Demografi dari khalayak yang berbeda-beda.
Public Relations harus mampu menyeragamkan informasi untuk publiknya, dengan memberikan edukasi, program-program PR, serta tanggung jawab sosial yang baik agar bisa mendapatkan kepercayaan dari publik.
B. Pengulasan mengenai standar profesional PR
Seorang konsultan PR, yang membuat perusahaan sendiri, Reita Faramay Sitanala, berkontribusi di dunia komunikasi Indonesia. Sebenarnya siapa sih Reita Sitanala ini? Reita Sitanala adalah salah satu tokoh Public Relations sukses di Indonesia. Menuntut ilmu komunikasinya sebagian besar di luar negeri Yaitu di Webster university Leiden di Belanda dan George Mason university di Washington D.C, USA.
Reita Sitanala memiliki lebih dari 15 tahun pengalaman di bidang komunikasi. Karirnya dalam komunikasi dimulai ketika ia bergabung dengan Indo Hubungan Iklan Publik dalam hubungan dengan Ogilvy & Mather Worldwide sebagai Konsultan Hubungan Masyarakat tahun 1994 – 1997. Pada tahun 1995, dia memberikan kontribusi terhadap pengenalan keberhasilan Nokia Mobile Phones di pasar Indonesia, dalam menciptakan perusahaan dan citra merek. Dia juga di belakang pengenalan keberhasilan pasar super TOPS (perusahaan dari Royal Ahold) di Indonesia pada tahun 1996.
Pada pertengahan tahun 1997, ia bergabung dengan Intel Corporation sebagai Manajer Humas untuk operasi Indonesia. Reita memimpin keberhasilan Intel Pentium II prosesor meluncurkan kepada media di Indonesia. Salah satu prestasinya juga untuk posisi Intel sebagai perusahaan terkemuka dalam semikonduktor dan keadaan teknologi seni di Indonesia. Pada tahun 2003, ia bergabung dengan Mobile-8 Telecom sebagai Manajer Humas dan mengembangkan prosedur umum perusahaan Hubungan standar operasional dan Kebijakan Media.
Reita telah membangun hubungan yang sangat kuat dengan wartawan / reporter sampai pemimpin redaksi dari semua segmen media nasional. Mendalam pengetahuan dan pemahaman tentang semua aspek Humas akan menambah nilai dan memenuhi kebutuhan klien dan harapan. Dia juga menangani pelatihan media untuk Bali Nirwana Resort, Mobile-8 Telecom, dan Business Software Alliance (BSA) eksekutif. Dia ikut mendirikan Lucid Komunikasi pada Januari, 2005.
Selain kelima standar kompetensi tersebut, adapun beberapa persyaratan mendasar bagi profesi public relations, antara lain :
Ø Ability to communicate (kemampuan berkomunikasi )
Kemampuan berkomunikasi bagi seorang PR sangatlah penting. Komunikasi tersebut dapat dilakukan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dalam bentuk lisan, yakni ia harus mampu berbicara di depan umum, harus mampu melakukan presentasi, mampu mewawancarai dalam upaya mengumpulkan fakta dan data, dan diwawancarai pers atau wartawan sebagai sumber berita dan kemampuan berkomunikasi lisan lainnya.
Ø Ability to organize ( kemampuan manajerial atau kepemimpinan )
Kemampuan manajerial atau kepemimpinan seorang PR dapat diartikan sebagai kemampuan mengantisipasi masalah di dalam maupun luar organisasi, termasuk kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan dan melaksanakannya. Seorang PR diharapkan mampu mengorganisasikan kegiatan PR. Profesi PR harus mampu berpikir jernih dan obyektif.
Selain itu seorang PR harus mampu bergaul atau membina relasi artinya harus mampu berhubungan dan bekerjasama dengan berbagai macam orang dan mampu menjaga komunikasi yang baik dengan orang-orang yang berbeda, termasuk dengan orang –orang dari berbagai tingkatan.
Ø Ability on get the with people ( kemampuan bergaul atau membina relasi)
Setiap orang yang berprofesi PR harus selalu memperluas jaringan atau networking sehingga dapat memperlancar tugasnya sebagai pejabat PR. Personal Aproaching (pendekatan personal) harus dilakukan seorang profesi PR, kendati tetap dalam koridor mempertahankan integritas profesi masing-masing.
Seorang PR yang handal sangat luas pergaulannya, bahkan banyak dikenal orang, dan seringkali seorang PR menjadi newsmaker atau pembuat berita di surat kabar, majalah atau televisi. Kurang pergaulan bagi seorang PR menjadi kartu mati bagi berkembangnya karir dirinya.
Ø Personality integrity (memiliki kepribadian yang utuh dan jujur)
Kepribadian yang utuh dan jujur artinya seorang PR harus memiliki kredibilitas yang tinggi, yakni dapat diandalkan dan dipercaya oleh orang lain, dan dapat diterima sebagai yang memiliki kepribadian utuh dan jujur. Sebagai seorang PR yang menjadi sumber berita bagi pers atau media massa,informasi yang disampaikan dapat dipercaya dan memiliki nilai berita tinggi.
Ø Imagination (banyak ide dan kreatif)
Memiliki imajinasi (banyak ide dan kreatif) dalam pengertian seorang PR harus memiliki wawasan yang luas, permasalahan serumit apapun harus diketahui benang merah persoalannya.
Berpikir kreatif dituntut bagi seorang PR, artinya seringkali dalam mengambil tindakan cukup diplomatis dalam penyampaian. Seorang PR harus tetap mengasah kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan PR lainnya, karena tugas PR semakin hari semakin berat, ditengah masyarakat yang semakin kritis, perkembangan teknologi informasi semakin pesat, persaingan perusahaan semakin tajam dan perusahaan selalu bersentuhan dengan pers atau media massa sebagai pembentuk opini public.
C. Kesimpulan
Untuk menjadi seorang Public Relations yang Profesional di masa depan, seiring dengan Perkembangan Teknologi saat ini yang sangat cepat, diperlukan beberapa hal, agar tetap bisa menyesuaikan diri.
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu belajar untuk mampu berkomunikasi dengan baik yang artinya mampu menjelaskan segala sesuatu dengan jelas dan lugas, baik melalui bahasa verbal, nonverbal maupun secara visual. karena seorang PR yang handal seringkali dipandang sebagai Dewa Penyelamat, yang diharapkan mampu menciptakan keajaiban terhadap semua masalah yang terjadi dalam perusahaan/lembaga. selain itu, seorang PR yang baik harus mampu menghadapi semua orang yang berasal dari latar belakang karakter yang berbeda.
Hal kedua yang perlu dipersiapkan untuk menjadi seorang PR yang professional yaitu harus mampu menguasai Teknologi. Hal itu diperlukan karena Teknologi merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam mengakses informasi yang terjadi di seluruh dunia, untuk membantu proses pemecahan masalah. seorang PR tidak bisa dikatakan professional terhadap profesinya, jika tidak bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan Teknologi.
Hal yang ketiga yang perlu dipersiapkan untuk menjadi seorang PR yang Professional yaitu harus mengeluarkan inner beautiful yang ada pada dirinya seperti rendah hati dan tekun serta cepat menyesuaikan diri dengan keadaan yang dialaminya dan memiliki kemampuan serta kemauan untuk mempelajari hal-hal baru yang diperlukan untuk profesinya. karena perilaku yang berasal dari dalam diri, yang alami takkan pernah dibuat-buat/disengaja. Di mana Hal itu akan menunjang kinerja seorang PR yang professional untuk tetap mengerjakan pekerjaannya dengan baik.
Posting Komentar