MAKALAH INDENTIFIKASI MASALAH DAN TAHAPAN ISU
INSIDEN AIR ASIA

Identifikasi Isu

identifikasi isu, tahapan isu, isu air asia, makalah identifikasi isu, penangananan krisis air asia

Jakarta (17/6)-Sudah 6 bulan berlalu sejak Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 dikabarkan hilang kontak pada hari Minggu 28/12/2014 pagi. Pesawat jenis Airbus 320-200 tersebut terbang dari Surabaya dan berencana menuju Singapura.

Pesawat ini lepas landas dari Bandara Udara Internasional Juanda pada pukul 05:35 Waktu Indonesia Barat (UTC+7) dan dijadwalkan untuk mendarat di Singapura pada pukul 08:30 WSS (UTC+8). Pesawat kehilangan kontak dengan pengatur lalu lintas udara pada pukul 07:00 waktu setempat saat sedang terbang di atas laut Jawa. Pesawat yang mengangkut 162 penumpang dan awak tersebut dinyatakan hilang dan di hari ketiga pencarian dipastikan pesawat jatuh ke laut Jawa.

Bagi maskapai penerbangan komersial apapun dan di manapun di dunia, kecelakaan pesawat adalah tragedi yang paling fatal tutur Audrey Progastama Petriny Head of Corporate Secretary and Communications pada saat menjadi narasumber di acara Guest Lecture yang diadakan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi, tapi AirAsia optimistis mampu bangkit dan melewati musibah serta kembali berkompetisi dalam bisnis penerbangan low cost carrier atau LCC dan terbukti 4 bulan pascakecelakaan QZ 8501 rute Surabaya-Singapura maskapai tersebut keluar dari krisis dan berhasil melakukan rebranding.

Berbeda dengan tanggapan masyarakat paska tragedi yang menimpa maskapai penerbangan kompetitor pada tahun 2007, AirAsia dinilai tanggap dan responsif dalam menanggapi musibah tersebut. Salah satunya ditunjukkan melalui respon positif masyarakat terhadap postingan CEO AirAsi karena pada saat diketahui pesawat hilang kontak, CEO Air Asia Tony Fernandes langsung mengucapkan bela sungkawa-nya melalui akun twitter-nya @tonyfernandes “My heart is filled with sadness for all the families involved in QZ 8501.

On behalf of AirAsia my condolences to all. Words cannot express how sorry I am.” yang langsung mendapatkan respon positif dari khalayak. Selain itu, sejak resmi dinyatakan hilang pada 28 Desember, Tony Fernandes langsung terbang ke Surabaya guna menjumpai sekaligus berkomunikasi langsung dengan keluarga penumpang serta keluarga para crew pesawat AirAsia QZ8501.

Dari sisi media, sebelum menghadapi krisis jatuhnya pesawat QZ8501 rute Surabaya-Singapura, dinilai Wartawan Senior Harian Suara Merdeka Budi Nugaraha, tim Public Relations AirAsia Indonesia cukup dekat dengan media. Bahkan, jika dibandingkan dengan maskapai penerbangan low cost carrier lainnya di Tanah Air, tim PR AirAsia Indonesia tergolong lebih akrab, jauh lebih terbuka dan transparan dengan media. (http://mix.co.id/public-relations/mengintip-media-relationship-strategy-dari-pr-airasia-ketika-mengelola-krisis/).

Hal serupa diungkapkan oleh Ibu Audrey, untuk mempermudah komunikasi keluarga dan kerabat paska kecelakaan AirAsia langsung membuka Emergency Operation Centre AirAsia dan memberikan informasi terkini melalui website AirAsia, www.airasia.com. Logo maskapai di media sosial juga berubah menjadi abu-abu yang lebih muram dan hanya putih.

Sebelumnya logo itu berwarna merah cerah. Semua tampilan media digitalnya juga berubah menjadi lebih gelap. Mulai dari website, Facebook, sampai Twitter, semuanya diisi dengan warna abu-abu. Pihaknya sengaja menggunakan warna hitam (simbol duka), warna gelap di media sosial juga dinilai ampuh untuk memperkuat pesan-pesan pada konten yang disebarkan. Di samping itu AirAsia juga memisahkan call centre antara awak media dengan keluarga.

Setiap hari AirAsia mengeluarkan press release menjaga agar komunikasi tidak terputus. Selain itu mereka juga menyediakan ‘caregiver’ relawan dari karyawan AirAsia yang menjadi pendamping keluarga korban, bahkan CEO-nya memberikan nomor ponsel pribadi yang siap dihubungi oleh pihak keluarga kapan saja.

Hal yang terpenting pada saat menghadapi krisis adalah budaya “sense of belonging” dari karyawan AirAsia yang memiliki sebutan “All Star” dan memiliki filosofi “All for One, One for All” . Manajemen AirAsia berhasil menciptakan suasana kerja yang nyaman, atasan dekat dengan karyawan, menjadikan kantor sebagai rumah kedua bagi karyawan dan kental dengan rasa kekeluargaan, karena di saat krisis loyalitas karyawan teruji, tambah Ibu Audrey.

Pada guest lecture tersebut salah satu mahasiswa Prodi Ilkom (Desibel Firdaus, 2012) memaparkan hasil temuan sementara pada saat melakukan magang di AirAsia dari sisi brand engagement dan brand relationship bagaimana AirAsia menangani dan mengelola krisis. Selain itu acara guest lecture ditutup dengan kejutan dari AirAsia yang membagikan tiket gratis Jakarta-Bali kepada peserta Guest Lecture.

Tahapan Krisis

  1. Tahap Prodomonal
    Sering disebut warning stage, karena ia memberi sirine tanda bahaya, atau disebut precrisis. Tahap ini merupakan bagian dari turning point. Bila manager gagal mengartikan atau menagkap sinyal ini maka krisis bergeser ketahap lebih serius : Akut.

    Tahap Prodomonal biasanya muncul dalam salah satu dari tiga bentuk berikut : Jelas sekali, Samar-samar dan Sama sekali tidak kelihatan. Pada kasus ini, Air Asia masuk kedalam bentuk Jelas sekali, yaitu gejala awal kelihatan jelas sekali.

    Misalnya muncul slebaran gelap di masyarakat, terjadi kebocoran gas di pabrik, karyawan datang kepada managemen meminta kenaikan upah dll. Seperti yang dilansir dari kompas.com Pada 28 Desember 2014, penerbangan AirAsia Indonesia QZ8501 rute Surabaya- Singapura hilang kontak setelah sekitar 50 menit lepas landas dari bandar udara Juanda Surabaya.

    Pesawat tipe Airbus A320 dengan registrasi PK-AXC tersebut mengangkut 155 penumpang dan 7 kru terbang sekitar pukul 05.30 WIB. Pesawat hilang kontak saat berada di airway M635 pukul 06.18 WIB.
     
  2. Tahap Resolusi
    Tahap ini merupakan tahap penyembuhan (pulih kembali). Pada kasus tersebut AirAsia masuk ke dalam tahap ini sebagaimana di lansir dari yuniawan.blog.unair.ac.id Kamis, 2 Januari 2015, Tony Fernandes telah mengambil langkah cepat untuk mengunjungi rumah keluarga awak pesawatnya. Yakni pramugara Oscar Dezano, di Sidoarjo.

    Ia tampak diberitakan mengunjungi istri Dezano yang tengah hamil 7 bulan. Di ranah lain, ternyata respon cepat Fernandes di Twitter, juga berhasil menuai simpati. “My heart is filled with sadness for all the families involved in QZ 8501. On behalf of AirAsia my condolences to all. Words cannot express how sorry I am,” begitu kicau Fernandes pada hari Selasa, 30 Desember 2014. 

Terkait lainya :
  • Identifikasi Isu & Krisis Maskapai Air Asia
  • Contoh strategi penanganan Isu / Krisisi - Manajemen Krisis Public Relations

Searches related to Makalah Identifikasi Isu dan Tahapan Krisis

makalah manajemen isu
pengertian manajemen isu dan krisis
contoh kasus manajemen isu
contoh manajemen isu
makalah manajemen krisis
manajemen isu dalam politik
manajemen isu ppt
bagaimana manajemen isu diterapkan

"  Makalah Identifikasi Isu dan Tahapan Krisis - Insiden Air Asia "

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama